Entri yang Diunggulkan

Guruku bukan panutanku

Image
Senin 25 februari 2019 Jam 13:50 wib Sebelumnya Saya sengaja tidak menuliskan cerita ini ke Wattpad karena saya lebih suka menuliskan cerita pribadi saya lewat bllog, Ok lanjut..... Saya adalah anak ke 6 dari 5 sodara. orang bilang saya ini adalah lelaki yang nakal, yang suka melawan guru. Sebenarnya saya tidak suka dengan guru yang mendidik dengan cara keras,  apalagi sampai berbicara yang tidak pantas untuk di ucapkan seorang guru kepada murid. Kenapa? Hey brow kita sesama manusia bukan nabi.  Mau guru, kades, lurah camat, presiden sekalipun semasih manusia dan bukan nabi tidak perlu di takuti tapi manusia hanya perlu saling "menghargai".  _Oke kembali kecerita_ Cerita lama waktu SD kelas 4 membuat pola pikir saya berubah. Bagaimana tidak ketika SD kelas 4 waktu itu saya selalu di ejek dan bangku saya di coret coret oleh teman wanita yang saat itu adalah musuh di kelas saya, semua anak anak hanya terdiam mendengar ejekan yg di ucapkan oleh teman wanita yang

Pembahasan Komunis bagian I


komunis adalah sebuah kata yang tabu di telinga mayoritas rakyat Indonesia, terlebih kaum muslimin. Bahkan, sebagian orang mungkin sangat trauma ketika mendengar kata-kata komunis, karena dapat membuka luka lama dan mengingatkan rekam jejak orang-orang komunis yang sadis, kejam, dan tak berperikemanusiaan. Dengan kendaraan Partai Komunis Indonesia (PKI), mereka bergerak. Berbagai operasi berdarah pun mereka lakukan atas nama revolusi. Menelisik sejarahnya, orang-orang komunis di negeri ini tak pernah patah arang mewujudkan cita-cita jahat mereka, yaitu merebut kekuasaan tertinggi di bumi Nusantara ini dan menjadikannya sebagai negara komunis. Makar dan kekuatan terselubung senantiasa mereka himpun. Kader-kader setia mereka, baik sipil maupun militer, didoktrin siaga untuk menjalankan komando atasan. Pada saatnya mereka akan bergerak dengan cepat. Bila demikian, segala cara akan mereka halalkan. Meskipun harus membunuh, menyiksa, dan berjalan di atas darah mayat-mayat manusia yang mati bergelimpangan. Sebagaimana yang terjadi di Uni Soviet, induk semang PKI baik di masa Vladimir Ilyich Lenin maupun Joseph Stalin. Pada November 1926, dengan ambisinya untuk mendirikan negara komunis di Hindia Belanda (Indonesia), PKI melakukan perlawanan terhadap Pemerintah Kolonial Hindia Belanda.
 Perlawanan yang dirancang dan dilaksanakan oleh PKI pada 1926/27 ini mempunyai dampak yang merugikan bagi perjuangan pergerakan nasional. Pengawasan terhadap semua aktivitas para pejuang lebih diperketat. Ruang gerak para pemimpin perjuangan dipersempit, baik melalui undang-undang maupun melalui pengawasan. Nasib perjuangan pergerakan nasional mengalami masa yang paling suram. Di sini kita melihat bahwa PKI hanya berjuang untuk mencapai tujuan politiknya sendiri, yaitu merebut kekuasaan untuk mendirikan pemerintahan komunis. Agitasi dan slogan-slogan revolusi yang menyesatkan dan menipu, menelan korban putra-putri Indonesia yang masih buta nilai-nilai perjuangan. Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang. Walau demikian PKI tak jera. Sebagai tiga dunia saat itu setelah Uni Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), PKI terus bergerak di bawah tanah. Pada 1945, setelah Jepang menyerah, PKI muncul kembali dan aktif mengambil bagian dalam perpolitikan Indonesia. Banyak unit bersenjata berada di bawah kontrol atau pengaruh PKI. Pada 11 Agustus 1948 Musso (salah seorang tokoh senior PKI) kembali ke Jakarta setelah dua belas tahun tinggal di Uni Soviet. Politbiro PKI direkonstruksi, termasuk D.N. Aidit, M.H. Lukman dan Njoto. Pada 5 September 1948 Musso memberikan pidato anjuran agar Indonesia merapat kepada Uni Soviet. Anjuran itu berujung pada peristiwa pemberontakan PKI di Madiun, Jawa Timur. Ketika bangsa Indonesia dalam keadaan genting, sedang bersiap-siap menghadapi kemungkinan agresi Belanda II, PKI berkhianat terhadap bangsa dan negara dengan melakukan pemberontakan di Kota Madiun, Jawa Timur yang menyebabkan sekian banyak putra-putri bangsa yang menjadi korban. Pada 18 September 1948, PKI mengumumkan proklamasi ‘Republik Soviet Indonesia’ dengan Musso sebagai Presiden dan Amir Syarifuddin sebagai Perdana Menteri. Namun, dengan pertolongan dari Allah l , pada 30 September Madiun bisa diambil alih oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Divisi Siliwangi. Musso dan beberapa pemimpin PKI lainnya berhasil ditangkap dan dieksekusi pada 31 Oktober 1948. Apakah mereka jera? Tidak. PKI bangkit kembali pada 1950. Berbagai kegiatannya mulai aktif, termasuk penerbitan dengan organ utamanya Harian Rakjat dan Bintang Merah. Di bawah kepemimpinan D.N. Aidit, PKI berkembang sangat pesat. Di samping kaderisasi ke dalam terus dilakukan, pendekatan kepada kaum nasionalis dan agamis pun digalakkan. Tak heran, pada era 1960-an dicetuskan istilah NASAKOM (Nasionalisme, Agama, Komunisme) oleh Presiden Soekarno. Sekian tahun lamanya, PKI dapat mengambil hati presiden. Tokoh tokohnya pun banyak yang menduduki jabatan strategis pemerintahan. Pada 14 September 1965, D.N. Aidit mengalamatkan kepada gerilyawan PKI untuk mendesak anggota agar waspada dari berbagai kemungkinan yang akan datang. Pada 30 September 1965, Pemuda Rakyat dan Gerwani— dua organisasi PKI—menggelar unjuk rasa massal di Jakarta terkait dengan inflasi yang melanda. Pada malam 30 September dan 1 Oktober 1965, enam jenderal senior Indonesia dibunuh dan mayat mereka dibuang ke dalam sumur. Pembunuh para jenderal mengumumkan keesokan harinya bahwa Dewan Revolusi baru telah merebut kekuasaan. Mereka menyebut diri sebagai Gerakan 30 September (G30S). Dengan pertolongan dari Allah SWT kemudian kerja sama yang baik antara TNI/Polri dan rakyat terutama kaum muslimin, pemberontakan G30S/PKI ini dapat dihancurkan. PKI, segenap atribut, dan organisasi yang di bawahnya dinyatakan sebagai hal yang terlarang. Demikianlah Partai Komunis Indonesia alias PKI, mereka sangat berambisi untuk menguasai Indonesia dan menjadikannya sebagai negara komunis. Walau sudah puluhan tahun dibatasi ruang gerak mereka, namun geliat gerakan bawah tanahnya terus berjalan. Secara senyap mereka bermetamorfosa menjadi bentuk baru, dan menyusup ke berbagai lini tanpa disadari.
Manakala banyak tokoh pelaku sejarah yang kontra-PKI telah meninggal dunia, mereka pun mulai bangkit secara nyata dan sok tampil sebagai penuntut keadilan dengan memutar fakta sejarah seolah-olah mereka adalah korban. Terkait hal di atas, KASAD TNI Jenderal Mulyono pada 30 September 2015 lalu memberikan peringatan waspada kepada seluruh rakyat Indonesia sebagaimana berikut. “Komunis akan bermetamorfosa menjadi bentuk baru, gerakannya makin sulit dikenali dan menyusup ke berbagai lini tanpa disadari.” “Kebangkitan ideologi komunis makin terlihat nyata, ada kelompok yang ingin memutar fakta sejarah seolah mereka adalah korban.” -kebangkitan-ideologi-komunis-semakin-nyata-waspada) Bila demikian, PKI dan ideologi komunisme dengan segala bentuknya ibarat bom waktu yang setiap saat siap meledak di Negara Kesatuan republik Indonesia (NKRI) ini. Maka dari itu, wajib bagi seluruh warga negara terutama kaum muslimin untuk waspada. Dengan memohon pertolongan kepada Allah swt, berpegang teguh dengan Kitab Suci al-Qur’an dan Sunnah Nabi-Nya yang mulia dengan pemahaman para sahabat yang mulia, serta bahu-membahu dengan pemerintah, baik sipil maupun militer. Allah swt berfirman, yang artinya  “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (an-nisa: 59)
Namun, tak kalah pentingnya bagi kita untuk mengetahui kesesatan komunisme selaku ideologi. Sebab, dari situlah semua gerakan mereka berawal: di ranah politik, sosial, agama, berbangsa, dan bernegara. Harapannya, dengan mengetahui kesesatan ideologinya akan lebih kokoh dalam membentengi diri, keluarga, bangsa dan negara dari bahaya laten komunis. Komunisme dan Latar Belakangnya Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa komunisme adalah paham atau ideologi (di bidang politik) yang menganut ajaran Karl Marx dan Fredrich Engels yang bermaksud menghapus hak milik perseorangan dan menggantikannya dengan milik bersama yang dikontrol oleh negara. Merunut asal usulnya, komunisme merupakan buah dari akar-akar ideologi sosialisme yang digulirkan oleh seorang keturunan Yahudi Jerman yang bernama Karl Marx. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan, sosialisme adalah ajaran atau paham kenegaraan dan ekonomi yang berusaha supaya harta benda, industri, dan perusahaan menjadi milik negara. Dari sisi latar belakang, ideologi sosialisme-komunisme muncul ketika kalangan atas alias borjuis banyak menguasai permodalan usaha dan tak memedulikan kalangan bawah (proletar). Dengan kata lain, sosialisme kapitalisme-imperialisme barat yang saat itu sedang berjaya. Kaum sosialis-komunis bercita cita agar kalangan bawah (proletar) yang mayoritasnya adalah buruh dan petani bisa sejahtera dan berkuasa. Menurut anggapan mereka, hanya dengan sosialisme-komunisme cita-cita tersebut akan tercapai. Di antara langkah yang harus ditempuh adalah memasukkan harta benda, industri, dan perusahaan ke dalam kepemilikan negara, tidak boleh dimiliki oleh perseorangan (swasta). Dengan demikian, tidak ada kesempatan bagi kalangan borjuis untuk menguasai modal dan menimbun harta. Dengan itulah—menurut mereka—kapitalisme dapat ditumbangkan dan keadilan dapat ditegakkan.Dari sini dapat disimpulkan bahwa pemantik utama bergulirnya sosialisme adalah perbedaan kelas atau tingkat sosial kemasyarakatan yang dinilai dengan standar materi dan pembelaan terhadap kalangan bawah (proletar). Adapun komunisme merupakan penerapan radikal dari sosialisme dalam lapangan politik. Untuk pertama kalinya, komunisme diterapkan dalam lapangan politik di Uni Soviet oleh Vladimir Ilyich Lenin. Di antara kritik ulama Islam terhadap paham sosialisme ialah karena mereka berusaha menguasai harta manusia dan menjadikannya milik bersama dengan isu keadilan, persamaan, dan kepentingan bersama. Itulah argumentasi orang-orang komunis dan sosialis. Padahal itu adalah kezaliman, kecurangan, pendiskreditan umat manusia dan berbagai kepentingan mereka; serta menjadikan orang-orang kaya di antara mereka dan orang-orang miskin sebagai budak-budak yang hina setelah harta mereka dirampas. Berbagai jaminan palsu yang dipromosikan oleh orang-orang sosialis itu pun pasti akan menguap dan sirna. Cukuplah rekam jejak pemerintahan pemerintahan sosialis-komunis sebagai pelajaran terbesar bagi orang-orang yang dapat mengambil pelajaran. Islam menolak komunisme dan kapitalisme. Islam berada di antara keduanya dan tidak membutuhkan keduanya. Komunisme memasung hak hak kalangan atas. Kapitalisme memasung hak-hak kalangan bawah. Islam tidak memasung hak-hak keduanya, justru memerhatikannya. Kalangan atas dan kalangan bawah, sama-sama mendapatkan haknya secara adil, sesuai kapasitas dan porsinya. Islam tidak menjadikan kalangan atas dan kalangan bawah sebagai dua tingkatan yang bermusuhan. Bahkan, Islam berupaya merapatkan keduanya dalam tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan yang indah dan menjadikan keduanya sebagai dua kekuatan yang saling melengkapi. Allah  swt berfirman yang artinya: Dan Allah melebihkan sebagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?” (an-nahl: 71) Ayat ini gamblang membantah paham sosialisme yang menyatakan bahwa seseorang tidak boleh mendapatkan rezeki lebih banyak dari yang lainnya.
Sebab, perbedaan pemberian rezeki memiliki hikmah tersendiri. Rasulullah Saw menyandingkan sahabat yang kaya dengan yang miskin dalam majelis-majelis beliau. Bahkan, dalam shalat berjamaah lima waktu yang merupakan momen bermunajat kepada Allah paling mulia dalam Islam, nyaris tak terbedakan antara si kaya dan si miskin. Semua berdiri sama tinggi dan sama rendah menghadap Allah swt. Nilai kemuliaan seseorang tidak terletak pada materi atau tingkatan sosialnya, tetapi pada ketakwaannya kepada Allah swt . Di dalam Islam, kekayaan berupa harta benda, industri, perusahaan, dan lain-lain merupakan rezeki yang datang dari Allah swt . Dengan keadilan-Nya yang Mahasempurna, Allah Saw mengatur pembagian rezeki tersebut kepada siapa saja yang Dia kehendaki sesuai dengan porsinya masing-masing. Ada yang diberi kelapangan dan ada pula yang diberi kesempitan. Semua itu sebagai tanda kekuasaan-Nya.
Allah Saw berfirman yang artinya, “Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki-Nya? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman.” (az-Zumar: 52) Islam selalu merekatkan hubungan antara kalangan atas dan kalangan bawah, si kaya dan si miskin. Tidak seperti kapitalisme yang memposisikan kalangan atas pada posisi yang tinggi, sementara kalangan bawah menjadi orang rendahan yang tak mungkin disandingkan.
Tidak pula seperti komunisme yang memosisikan kalangan atas sebagai musuh yang harus diperangi dan diambil hartanya, sementara kalangan bawah menjadi kaum tertindas yang harus dibela dan diperjuangkan haknya. Di antara bentuk bimbingan Islam yang indah dalam merekatkan hubungan antara kalangan atas dengan kalangan bawah adalah adanya zakat, infak, dan sedekah dengan berbagai jenisnya; zakat mal (harta), zakat peternakan, zakat hasil pertanian, rikaz, dan lain-lain. Ia dikeluarkan oleh si kaya lalu disalurkan kepada yang berhak mendapatkannya, termasuk orang-orang fakir dan miskin. Bahkan, Nabi n melarang menzalimi pemilik harta dalam hal pengambilan zakat. Adanya kaffarah (denda) karena pelanggaran tertentu dalam agama dengan cara membebaskan budak atau memberi makan fakir dan miskin juga merupakan sentuhan langsung terhadap kalangan bawah. Tuntunan memasak daging dengan kuah yang banyak supaya bisa berbagi dengan tetangga, menyantuni anak-anak yatim dan para janda, larangan membunuh anak-anak, wanita, dan orang lanjut usia (lansia) dalam pertempuran, hingga anjuran tebar senyum sebagai bentuk sedekah; merupakan bukti tentang perhatian Islam terhadap kalangan bawah. Di sisi lain, Islam memberikan kebebasan bagi siapa saja untuk mencari rezeki. Segala yang dihasilkan dari jerih payah tersebut berupa harta benda, industri, perusahaan dan lain-lain pun sah menjadi hak miliknya. Dia berkewenangan untuk mengelolanya dan menikmati hasilnya. Ini menunjukkan bahwa Islam memerhatikan kalangan atas. Namun, Islam mengharamkan kezaliman dan tindakan semena mena. Islam tidak menghalalkan segala meraup keuntungan. Maka dari itu, Islam mengharamkan riba, suap, monopoli perdagangan, kecurangan, penimbunan barang dagangan agar harga melambung, dan tindakan liar lainnya. Ini menunjukkan bahwa Islam kontra-kapitalisme. Pokok-Pokok Ideologi Komunis Banyak orang mengira bahwa sosialisme-komunisme hanyalah sebatas ideologi yang berkaitan dengan sistem ekonomi dan politik yang bermaksud menghapus milik perseorangan dan menggantikannya dengan milik bersama. Sebuah ideologi yang kontra total dengan kapitalisme dan berusaha mengangkat derajat kalangan bawah. Padahal masalahnya tak sebatas itu. Sosialisme-komunisme mempunyai pokok-pokok ideologi kafir yang sangat bertentangan dengan Islam, bahkan semua agama samawi. Pokok-pokok ideologi komunis tersebut antara lain, 1. Tidak ada tuhan, dan kehidupan hanyalah materi tanpa ada pencipta 2. Ingkar terhadap hari kiamat 3. Ingkar terhadap surga dan neraka 4. Menentang semua agama Di antara akidah kekafiran yang bertentangan agama para rasul r adalah keyakinan kaum ateis masa kini pengikut Karl Marx, Vladimir Ilyich Lenin, dan para penyeru ateis dan kekafiran selain mereka, baik mereka beri nama dengan sosialisme, komunisme, ba’ts, atau yang selainnya. Barang siapa meneliti buku-buku referensi mereka dan mengkaji pokok pokok ideologi mereka, niscaya ia akan tahu dengan penuh keyakinan dan tanpa keraguan bahwa akidah ini bertentangan dengan semua agama samawi. Dia juga akan yakin bahwa akidah ini akan mengantarkan penganutnya kepada kesudahan terburuk di dunia dan di akhirat. Ideologi mereka bahwa tidak ada tuhan, dan hidup hanyalah materi tanpa ada pencipta; sungguh merupakan kekafiran yang nyata. Ideologi bahwa tidak ada tuhan (baca: Rabb) yang menciptakan alam semesta dan seisinya adalah ideologi ateis yang membinasakan. Ini bertentangan dengan Kitab Suci dan fitrah yang suci. Allah l berfirman, ﭳ ﭲ ﭱﭰ ﭯ ﭮﭭ ﭬﭫ ﭪ ﭻ ﭺﭹ ﭸﭷﭶﭵﭴ “Apakah mereka diciptakan tanpa ada pencipta ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).” (ath-thur: 35—36) Al-Baghawi, ulama bermazhab Syafi’i (wafat 516 H), menukil dari Sahabat Ibnu Abbas, “Apakah mereka diciptakan tanpa ada Rabb Sang Pencipta?” Al-Imam Ibnu Katsir (700—774 H) menjelaskan dalam Tafsir-nya, “Apakah mereka diciptakan tanpa ada pencipta atau mereka sendiri yang menciptakan diri mereka sendiri?” Setiap manusia yang mengarungi kehidupan ini pasti mempunyai problem. Terkadang problem itu amat berat dan sulit dipecahkan. Saat itulah jiwanya terfitrah mencari tempat bersandar dan mengadu kepada Allah yang Mahatinggi di atas manusia, bahkan yang menciptakan mereka dan seluruh jagat raya. Ideologi mereka bahwa hidup hanyalah materi tanpa pencipta sangat bertentangan dengan prinsip Islam yang menekankan bahwa hidup adalah berserah, diri dan menghamba kepada Allah l . Tunduk dan patuh kepada-Nya dengan menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Ideologi mengingkari hari kiamat, surga, dan neraka merupakan kekafiran yang nyata. Beriman kepada hari kiamat, surga, dan neraka merupakan salah satu rukun iman yang harus diyakini oleh setiap muslim. Barang siapa mengingkarinya, dia kafir. Allah l berfirman, ﯢ ﯡﯠﯟ ﯞ ﯝﯜﯛ ﯫﯪﯩﯨﯧﯦﯥﯤ ﯣ ﯴ ﯳﯲ ﯱﯰﯯﯮﯭ ﯬ “Pada hari ketika langit benar benar bergoncang, dan gunung benar benar berjalan. Maka kecelakaan yang besarlah di hari itu bagi orang-orang yang mendustakan, (yaitu) orang-orang yang bermain-main dalam kebatilan. Pada hari mereka didorong ke neraka Jahannam dengan sekuat-kuatnya. (Dikatakan kepada mereka), ‘Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya’.” (ath-thur: 9—14) Ideologi mereka yang menentang semua agama merupakan bukti nyata bahwa orang-orang komunis itu liar dan tak mau diatur oleh aturan agama. Menurut bapak komunisme dunia, Karl Marx, agama adalah opium alias candu. Maksudnya, agama tidak membawa kebaikan dan hanya mendatangkan malapetaka. Agama hanya menipu dan menyesatkan masyarakat. Maka dari itu, orang-orang komunis sangat membenci orang yang taat beragama, terkhusus muslim. Tak heran, di kala mereka mempunyai kekuasaan dan merajalela, tokoh-tokoh muslimlah yang pertama kali menjadi target kekejaman dan kebengisan mereka. Dari paparan di atas dapatlah disimpulkan bahwa komunisme sangat berbahaya bagi kehidupan umat manusia pada umumnya dan bangsa Indonesia pada khususnya. Maka dari itu, komunisme tak boleh hidup di Indonesia. Pokok-pokok ideologinya yang notabene kekafiran nyata dapat menghancurkan kehidupan beragama kita. Sistem ekonomi dan politiknya yang radikal terhadap kepemilikan swasta dapat merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pembelaan yang berlebihan terhadap kalangan bawah alias proletar dan kebencian yang akut terhadap kalangan atas alias borjuis dapat menimbulkan konflik internal yang berkepanjangan di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang majemuk ini. Komunisme adalah bahaya laten yang harus senantiasa dipantau, diwaspadai, dan dipangkas akarnya. Komunisme bagaikan bom waktu yang harus segera dijinakkan. Untuk menjinakkannya dibutuhkan ilmu yang bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah, berdasarkan bimbingan para ulama, keberanian, ketangkasan, dan penanganan yang tepat. Kalau tidak, bukan suatu hal yang mustahil peristiwa 1948 di Madiun dan G30S/PKI 1965 terulang kembali. Na’udzu billahi min dzalik… Mudah-mudahan Allah l melindungi bangsa dan negara Indonesia dari rongrongan dan makar jahat PKI, menjaga para pemimpin bangsa dan rakyat dari pokok-pokok ideologi komunis yang sesat dan menyesatkan, dan mencurahkan limpahan barakah kepada segenap insan muslim yang berteguh diri di atas bimbingan Rasulullah n dan para sahabatnya yang mulia. Amin….

Baca juga pembahasan komunis bagian III

Baca juga pembahasan komunis bagian II

Comments

Popular posts from this blog

Cara menonaktifkan dan mengaktifkan one-handed mode/ mode operasi satu tangan.

jalan tidak layak di 9 desa kecamatan patia kabupaten Pandeglang banten

Perbedaan antara lurah dan kepala desa/kades